Kamis, 18 Februari 2021

Berjuang Tak Sebercanda Itu


 Oleh : Rohimul Hadi

berjuang tak sebercanda itu,

kau tahu, setiap orang tidak akan menceritakan jerih payahnya

tidak akan ada yang bersimpati

lihat orang-orang hebat di sana, satu patah dua-patah kata pun didengarkan

orang-orang akan termotivasi akan cerita panjangnya

orang-orang akan mengikuti jalan kisah terjalanya

tapi sekali lagi, tidak ada orang yang mendengar


berjuang tak sebercanda itu

burung elang harus rela menjatuhkan anaknya sendiri dari tebing

keputusan yang sangat sangat sulit

hanya ada dua pilihan

mati atau terbang dengan gagah


berjuang tak sebercanda itu

keringat, bahkan sampai habis tak bisa mengalir kembali

letih, bahkah untuk merebahkan diri sampai harus mencuri waktu

pusing, bahkan sampai tidak mampu lagi hadir

waktu, bahkan sampai tak tahu besok harus istirahat dimana

uang, bahkan untuk makan esok hari entah dapat dari mana


berjuang tak sebercanda itu

hanya sedikit yang mampu memutuskan diri untuk berjuang

lebih sedikit lagi yang mampu melakukan keputusannya

lebih sedikit lagi yang sampai pada ujung perjuangnya


berjuang tak sebercanda itu

tidak ada buah manis yang tanpa proses yang panjang

lihat, buah semangka yang memiliki bentuk besar di musim hujan ia tidak manis

ia terlena akan makanan yang ia makan

tapi, lihat semangka kecil yang hidup di musim panas

ia akan manis walaupun harus berjuang dengan panasnya terik mentari


berjuang tak sebercanda itu

ada hal yang harus dikorbankan

ada hal yang harus dikejar

dan ada hal yang harus ditinggalkan

Senin, 04 Januari 2021

Krapyak Berduka ‘Lagi’

 



ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺍﻧْﺘِﺰَﺍﻋَﺎً ﻳَﻨْﺘَﺰِﻋُﻪُ ﻣﻦ ﺍﻟﻌِﺒﺎﺩِ ﻭﻟَﻜِﻦْ ﻳَﻘْﺒِﺾُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﺑِﻘَﺒْﺾِ 

ﺍﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺣﺘَّﻰ ﺇﺫﺍ ﻟَﻢْ ﻳُﺒْﻖِ ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﺍﺗَّﺨَﺬَ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭﺅﺳَﺎً ﺟُﻬَّﺎﻻً ، ﻓَﺴُﺌِﻠﻮﺍ ﻓَﺄَﻓْﺘَﻮْﺍ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻋِﻠْﻢٍ ﻓَﻀَﻠُّﻮﺍ ﻭَﺃَﺿَﻠُّﻮﺍ

Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.

 

Kabar yang menyayat hati

Satu persatu para sesepuh pesantren berguguran

Selama aku di pesantren ini kenapa aku yang harus menerimanya

Kenapa ketika aku masih disini

 

Pertama, kepergian pengarang kamus bahasa arab yang sangat populer seantero nusantara

Dipakai hampir di seluruh pondok pesantren

Ia adalah Mbah Warson Munawwir

 

Kedua, kepergian seorang yang dalam ilmu fiqhnya

Banyak sekali karya yang telah beliau tulis

Kitab Al-Shiyam contohnya yang sering dikaji ketika romadhan selepas sholat shubuh

Ia adalah Mbah Zainal Munawwir

 

Ketiga, Kepergian seseorang yang sangat kharismatik

Dikenal sebagai ahli sholawat yang setiap malam kamisnya tidak pernah libur

Banyak karomah yang dimiliki beliau

Ia adalah Gus Kelik


Keempat, kepergian seorang hafidz alqur’an

Seorang yang ramah akan senyum

Ketika berbicara tidak pernah tidak dengan sebuah senyuman khasnya

Ia adalah Kyai R Abdul Hafid Abdul Qadir Munawwir

 

Kelima, kepergian seorang ibunda dari Kyai dan Nyai pengasuh pesantren Ali Maksum

Seorang yang sangat ramah

Sosok pendamping Mbah Hasbullah yang sering diceritakan keteladanan oleh anak-anaknya

Ia adalah Bu Nyai Hanifah Ali Maksum

 

Keenam, kepergian seorang hafidz

Panutan seluruh kyai di pesantren Krapyak dan pesantren-pesantren di nusantara

Pembawa risalah al-quran di Krapyak

Ia adalah Kyai Raden M Najib Abdul Qadir Munawwir

 

Semoga kita terhindar dari hilangnya ilmu-ilmu beliau.

Lahum alfatihah.

Selasa, 08 Desember 2020

Ikan Sungai Bukan Ikan Laut

 

 

Hai kawan,

Lingkungan yang tepat akan membuat kehidupanmu semakin melesat.

Jika hidupmu biasa biasa saja, tidak berkembang bahkan terasa hampa,

maka hidupmu bukan di tempat yang paling baik.

 

Hai kawan,

Ikan koi akan mati jika hidup di laut.

Ikan hiu akan mati jika hidup di air sungai.

Baik ikan hiu dan ikan koi akan mati jika keluar dari air.

Jika engkau tak mampu bertahan pada lingkungan sekitar mu kamu akan mati.

 

Hai kawan,

Ikan yang hebat adalah ikan koi yang hidup di laut.

Ikan yang hebat adalah ikan hiu yang hidup di sungai.

Ikan yang hebat adalah ikan koi dan ikan hiu yang dapat berkembang biak di situ.

 

Hai kawan,

Jika engkau sudah terlanjur hidup di situ.

Ada dua pilihan yang harus kau pilih.

Mati di situ atau mati di luar.

Berkembang di situ atau berkembang di luar.

Susah,

ya memang susah.

Perih,

ya memang perih.

 

Hai kawan,

Tak ada ikan koi hidup di laut.

Tak ada ikan hiu hidup di sungai.

Rabu, 06 Mei 2020

Awan Menggantung, Bulan Sembunyi dan Bintang Menuntun

filosophiestic: Diculik jin......itu ilmiah !!!





Bulan masih sembunyi dibalik awan
Sedikit malu-malu mengintip
Angin tidak begitu kencang
Dan malam tidak sedingin malam kemarin
Apalah daya manusia melihat semut hitam di atas batu hitam di kegelapan malam dengan bulan bersembunyi dibalik awan

Hal yang paling mendasar dalam menjalani kehidupan adalah tujuan
Bisa dikiaskan sebagai cita-cita, keinginan, target atau segala sesuatu yang ingin dicapai
Tanpa itu ibarat manusia hanya seperti mayat hidup di dunia
Hidup tapi tak tahu arah
Hidup tapi tak tahu apa yang dikerjakan
Hidup tapi linglung
Satu hal mengenai cita-cita
Semua orang berhak memiliki cita-cita
Adanya cita-cita menuntun manusia menjalani kehidupannya
Adanya cita-cita membawa manusia pada arah yang ditentukan
Terlepas apakah cita-cita itu baik atau tidak
Yang jelas yang terpenting dan mendasar adalah cita-cita
Cita-cita melahirkan visi dan misi
Visi untuk mendapatkan tekad tuk mewujudkannya
Misi untuk menentukan langkah dan waktu yang tepat tuk mewujudkannya
Apa yang harus dilakukan hari ini, esok dan seterusnya
Siapa yang harus menjadi teman dan pemandu
Mana kegiatan yang harus diprioritaskan dan mana yang tidak
Kapan harus bergulat pada tekad dan kapan harus istirahat
Bagaimana cara mewujudkannya
dan mengapa harus memiliki cita-cita ini
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yang akan menuntun kemana jalan yang harus ditempuh
Pada akhirnya, kelak akan timbul gairah untuk menjalani hidup
dan yang paling bahagia adalah rasa puas ketika semuanya terwujud


Senin, 04 Mei 2020

Satu Tetes Yang Mematikan



oleh: Paranjare

Air menetes bergemeretak pada atap seng rumah
Angin bertubrukan dengan daun-daun yang tak bersalah
Burung menggigil di sarangnya berlindung dari keributan diluar
Halilintar menyambar tampa ampun
Memaksa semua mahluk hidup menutup mata dan telinga
Waktu yang pas untuk di rumah saja
Berselimut woll dan secangkir cokelat panas ditangan
Duduk dibawah jendela mengamati keributan di luar
Mengamati
Mengamati
Memperhatikan
Melamun

Aku masih saja dititik yang sama dengan kemarin
Masih tidak melakukan apa-apa
Lebih tepatnya masih disibukkan dengan dunia lain dan berhalu akan masa depan
Ingin ini, ingin itu
Jadi ini, jadi itu
Bersama ini, bersama itu
Ya, kegalauan anak dua puluhan yang merasa tak berguna di dunia ini

Setiap manusia memiliki cita-cita
Tapi hanya sebagian yang berhasil mewujudkannya
Setiap orang memiliki dua puluh empat jam satu harinya
Tapi tidak semua orang sama dalam menghabiskan dua empat itu

Sekali lagi,
Bagi yang merasa tidak berguna di dunia ini
Kita bernasib sama
Bagi yang merasa hidup tanpa gairah di dunia ini
Kita bernasib sama
Bagi yang merasa punya cita-cita banyak tapi tidak pernah tercapai satu hal pun
Kita pernah bernasib sama
Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa semua hal itu bisa terjadi pada kita dan tidak bagi mereka yang terlihat sukses
Jawabannya adalah diri kita sendiri
Apa yang sudah kita lakukan?
Apakah yang dilakukan sudah seperti mereka?
Atau setidaknya perjuangan kita sudah sampai ke tahap seperti mereka?
Tidak, dua puluhan harus sudah bisa melakukan, memisahkan dan memprioritaskan dari hal-hal lainnya

Sepeti seorang profesor ketika mengajarkan arti kehidupan bagi mahasiswanya

Ia mengambil sebuah botol kaca besar, kemudian mengisinya dengan bola golf hingga penuh, lalu profesor bertanya pada mahasiswanya apakah botol kaca tersebut sudah penuh atau belum, maka serentak mereka menjawab sudah penuh.

Kemudian profesor mengisi lagi botol itu dengan pasir hingga penuh kemudian bertanya lagi apakah sudah penuh atau belum, serentak mereka menjawab sudah penuh dan sedikit senyum dan tawa yang muncul dari biibir mereka.

Kemudian profesor mengisi lagi botol itu dengan air hingga penuh dan bertanya kepada mahasiswanya sudah penuh apa belum, dengan kompak mereka menjawab sudah penuh.

Inilah gambaran hidup kita mengapa tujuan, cita-cita, keinginan dan apapun yang menjadi target kita belum tercapai hingga kini. Karena kita masih terlalu sibuk dengan hal-hal yang remeh dan bukan dari tujuan hidup.  Hal ini di ibaratkan pada botol kaca tersebut. Kita salah memberi prioritas pada dua puluh empat jam yang dipunya. Ibarat satu botol kaca adalah satu hari kita. Bola adalah cita-cita, pasir adalah keluarga, teman dan saudara serta air adalah dunia maya. Dan untuk mencapai cita-cita butuh beberapa gelas karena tidak dalam sekejap cita-cita akan tergapai.

Kita masih terlena akan dunia maya, main-main dan rebahan setiap harinya. Maka jika diibaratkan dalam botol kaca tersebut hanya akan terisi air dan tidak ada ruang untuk bola mengisi. Kita telah melakukan ini dalam waktu yang lama sehingga sampai pada titik dimana kenyamanan merenggut semua asa dan cita.

Keluar dari kenyamanan itu adalah suatu hal yang susah. Menyusun langkah untuk berjalan agar sampai pada cita-cita juga hal yang tidak mudah. Dibutuhkan konsistensi, tanggung jawab dan tekad. Semakin banyak porsi bola tiap harinya maka cita-cita akan semakin dekat.



Sabtu, 02 Mei 2020

Pejuang Zona Nyaman

Sinopsis Lagu Zona Nyaman - Fourtwnty - Kau Bisa

Untuk kalian yang terjebak zona nyaman
Kita bernasib sama
Kenyamanan adalah hal yang paling susah untuk dilawan
Bisa, tapi dengan udaha lebih
Seperti halnya yang telah dijelaskan oleh hukum newton
Segala sesuatu akan mempertahankan posisinya

Ingin beranjak, tapi sukar untuk memulai
Ingin beranjak, tapi tak tahu apa yang harus dilakukan
Ingin beranjak, tapi tak tahu seberapa kuat tekad yang dipunya
Ingin beranjak, tapi tak tahu ada jaminan menyenangkan diakhirnya

Percayalah zona nyaman itu menyesatkan
Dahulu sudah dibilang oleh guru
Hati-hati nanti akan terjebak zona nyaman
Akupun menjawab bahwa tak akan terjebak padanya
Tapi pada akhirnya pelan tapi pasti akhirnya terjebak juga pada kenyamanan
Dan untuk bangkitpun sangatlah susah
Sudah bangkitpun tidak bisa bangkit dalam waktu yang lama
Bisa dibayangkan seperti gaya gravitasi diatas kasur dengan bantal, guling, selimut hangat beserta hujan diluar sana
Berat, dan itu memang berat

Tapi aku percaya, bahwa aku akan bangkit melawan zona nyaman ini
Seperti ia merasukinya pelan-pelan
Untuk bangkitpun harus pelan-pelan
Jika pun langsung bangkit pasti dalam waktu dekat akan runtuh juga karena bangkitnya hanya dipermukaan belum masuk pada jiwa dan raga
Bangkit tidak perlu cepat-cepat, pelan tapi berkesinambungan itu yang terpenting
Memulai dari hal kecil
Seperti membiasakan tepat waktu
Bangun pagi dan olahraga pagi
Mengurangi aktivitas didunia maya
Membangun sedikit demi sedikit visi yang telah luntur
Mengerjakan hal yang produktif
dan ingat tidak perlu sesuatu yang wah
Cukup hal kecil dan selalu kontinu

Kurangi memegang handphone
Yang semula lebih dari enam jam sehari, kurangi dan ganti satu jam perharinya melakukan hal-hal yang positif