Selasa, 26 Juli 2016

" Sang "
Sungguh disayangkan orang yang memiliki potensi tapi ia berjalan di jalur yang salah. Orang yang harusnya menjadi “ Sang “. Tapi ternodai karena pacaran. pacaran seperti halnya mencicipi masakan lalu ditinggalkan. Ya, seperti itulah gambarannya.

Memang susah untuk  menjalani sebuah komitmen. Tak ada pohon tinggi yang tak terkena terpaan angin. Tak ada sang pioner yang tak memiliki masalah. Tak ada seorang mubaligh yang memiliki perlawanan dari masyarakat. Sebuah komitmen bukan hanya dalam perkataan. Komitmen harus dibuktikan dengan sikap dan prilaku. Mampu menjalaninya dengan kontinu dan bisa menghalau godaan godaan yang dapat merusak komitmen itu sendiri.

Jika seorang dilanda ujian yang sangat berat, ia mampu menjalaninya. Itu baru bisa dikatakan sebuah komitmen. Seorang yang berkomitmen untuk tidak berpacaran alias menjomblo untuk waktu yang ditentukan. Ketika dihadapkan dengan wanita yang di idamankan. Hal seperti itu adalah ujian terbesar yang datang padanya. Ia harus mempertahankan komitmen/prinsip atau mengikuti keinginannya. Walaupun  yang benar adalah tidak berpacaran hingga datang waktunya. (Ridwan Abdul Ghofur, Abu Ali Hussein, Nasih Muhammad). Waktu ketika sudah siap. Siap untuk mental dan lainnya.

Memiiliki perhatian lebih pada sesuatu yang disukai dan sangat membenci pada sesuatu yang sangat tidak disukai sudah sifat bawaan manusia. Memberi sesuatu yang disukai sangatlah susah. Kehilangan sesuatu yang sangat dicintai juga susah. Memiliki baju baru tapi ada orang yang lebih membutuhkannya untuk menutup aurat dan memberikannya. Itu yang terpenting. Seperti itulah godaan yang dialami seorang ketika dihadapkan dengan wanita yang di idamkan.

Percaya bahwa ada hal yang lebih baik diwaktu yang akan datang. terus teguh dengan komitmen adalah sesuatu yang sangat susah. Karena hari esok dan lusa, tidak ada yang mengetahuinya. Tapi kepercayaan itu adalah aset yang paling berharga yang dimiliki seseorang. Menjalani dan mengajarkan pada orang lain suatu hal susah. Bagai sang pioner yang selalu bermasalah dengan sekitarnya. Karena pengajaran ini sangat bertentangan dengan pemikiran kaum muda. Kaum muda yang memiliki sifat sikap yang labil. Mereka cenderung memilih untuk menolaknya. Karena paradigma yang merajai pikiran mereka bahwa tak pacaran itu adalah sesuatu yang buruk.

Menjadi sang pioner harus bisa menjadi diri sendiri dan merubah paradigma masyarakat dengan melaksanakan komitmen itu sendiri, menerapkan dan menjadi tauladan. Tak ada kata menyerah walau dalam kesusahan. (Ahmad Rifai Rifan, Ippo Santosa).

Paranjare

Tidak ada komentar:

Posting Komentar