" Sang "
Sungguh disayangkan orang yang memiliki potensi tapi ia
berjalan di jalur yang salah. Orang yang harusnya menjadi “ Sang “. Tapi
ternodai karena pacaran. pacaran seperti halnya mencicipi masakan lalu
ditinggalkan. Ya, seperti itulah gambarannya.
Memang susah untuk
menjalani sebuah komitmen. Tak ada pohon tinggi yang tak terkena terpaan
angin. Tak ada sang pioner yang tak memiliki masalah. Tak ada seorang mubaligh
yang memiliki perlawanan dari masyarakat. Sebuah komitmen bukan hanya dalam
perkataan. Komitmen harus dibuktikan dengan sikap dan prilaku. Mampu
menjalaninya dengan kontinu dan bisa menghalau godaan godaan yang dapat merusak
komitmen itu sendiri.
Jika seorang dilanda ujian yang sangat berat, ia mampu
menjalaninya. Itu baru bisa dikatakan sebuah komitmen. Seorang yang berkomitmen
untuk tidak berpacaran alias menjomblo untuk waktu yang ditentukan. Ketika
dihadapkan dengan wanita yang di idamankan. Hal seperti itu adalah ujian
terbesar yang datang padanya. Ia harus mempertahankan komitmen/prinsip atau
mengikuti keinginannya. Walaupun yang
benar adalah tidak berpacaran hingga datang waktunya. (Ridwan Abdul Ghofur, Abu
Ali Hussein, Nasih Muhammad). Waktu ketika sudah siap. Siap untuk mental dan
lainnya.
Memiiliki perhatian lebih pada sesuatu yang disukai dan
sangat membenci pada sesuatu yang sangat tidak disukai sudah sifat bawaan
manusia. Memberi sesuatu yang disukai sangatlah susah. Kehilangan sesuatu yang
sangat dicintai juga susah. Memiliki baju baru tapi ada orang yang lebih membutuhkannya
untuk menutup aurat dan memberikannya. Itu yang terpenting. Seperti itulah
godaan yang dialami seorang ketika dihadapkan dengan wanita yang di idamkan.
Percaya bahwa ada hal yang lebih baik diwaktu yang akan
datang. terus teguh dengan komitmen adalah sesuatu yang sangat susah. Karena
hari esok dan lusa, tidak ada yang mengetahuinya. Tapi kepercayaan itu adalah
aset yang paling berharga yang dimiliki seseorang. Menjalani dan mengajarkan
pada orang lain suatu hal susah. Bagai sang pioner yang selalu bermasalah
dengan sekitarnya. Karena pengajaran ini sangat bertentangan dengan pemikiran
kaum muda. Kaum muda yang memiliki sifat sikap yang labil. Mereka cenderung
memilih untuk menolaknya. Karena paradigma yang merajai pikiran mereka bahwa
tak pacaran itu adalah sesuatu yang buruk.
Menjadi sang pioner harus bisa menjadi diri sendiri dan
merubah paradigma masyarakat dengan melaksanakan komitmen itu sendiri,
menerapkan dan menjadi tauladan. Tak ada kata menyerah walau dalam kesusahan. (Ahmad
Rifai Rifan, Ippo Santosa).
Paranjare
Tidak ada komentar:
Posting Komentar